top of page
Catatan Sabilul Quran.jpeg
9 Okt 2020

Fadhilah Mentadabburi Al Qur'an

بسم الله الرحمن الرحيم

Faidah dari buku Hakikat & Tadabbur Al-Qur’an
Karya Abu Yahya Badru Salam, Lc. Hafidzahullah.

Al-Qur’an adalah pedoman manusia dalam ibadah yang Allah جل جلالهtentukan atas penciptaan
manusia. Al-Qur’an adalah tali Allah yang kokoh, adalah petunjuk, siapapun yang
meninggalkannya karena kesombongan pasti akan binasa, dan siapa yang mencari petunjuk
dari selainnya, pasti akan tersesat.

Allah جل جلالهtelah memerintahkan manusia untuk mempelajari dan men-tadabbur-i Al-Qur’an,
untuk itu, Allah جل جلالهmenjadikan Al-Qur’an mudah untuk dipelajari, sebagaimana firman-Nya:
وَ وَ وَ دْ يوَ َّس دْرنوَا دْ قُ دْراٰ وَ لِ لِلذِّ دْ لِر وَ وَ دْ لِ دْ مُّ َّ لِ رٍر ﴿ ر : ﴾۱۷
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang
yang mengambi pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17)

Ada banyak fadhilah atau keutamaan dan keuntungan bagi yang mempelajari Al-Qur’an,
di antaranya sebagai berikut:

1. Obat Penawar Penyakit Hati
Allah جل جلالهtelah mengabarkan bahwa Al-Qur’an adalah obat:
آٰٰياوَيمُّ وَا نَّا قُا وَ دْ وَ اۤا وَ دْ قُ دْ َّ دْ لِ وَ ةٌ لِذِّ دْ َّر ذِّلِ قُ دْ وَ لِ وَ اۤا ةٌ لِذِّ وَا لِى مُّل قُ دْ لِر ۙ وَ قُه ًى َّ وَر دْ وَ ةٌ لِذِّ دْ قُ دْ لِنلِ دْي وَ ﴿ي نا : ﴾۵۷
“Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu,
penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang
beriman.” (QS. Yunus: 57)
Ibnu Qayyim  berkata: “Al-Qur'an adalah penyembuh dua macam penyakit (Syubhat dan
syahwat), karena di dalam Al-Qur'an terdapat keterangan dan bukti-bukti yang sangat kuat
yang menjelaskan kebenaran dari kebathilan. Al-Qur'an dapat menghilangkan penyakit
syubhat yang dapat merusak ilmu, pemikiran, dan penalaran sehingga ia melihat sesuatu
sesuai dengan bentuknya yang asli.”Bidang Pendidikan Yayasan Sabilul Qur’an
Jum’at, 8 Safar 1442 H/25 September 2020
F a d h i l a h M e n t a d a b b u r i A l - Q u r ’ a n Hal. 2

2. Tidak Menyerupai Ahli Kitab
Allah جل جلالهmenyebutkan dalam Al-Qur'an bahwa telah diturunkan kitab suci taurat pada
bangsa Yahudi namun mereka enggan untuk mempelajarinya:
وَ وَ قُ َّ لِلي وَ قُ لِذِّ قُ َّ دْ وَر اوَ قُ َّ وَ دْ يوَ دْ لِ قُ وَها وَ وَ وَ لِ دْ لِ وَا لِر يوَ دْ لِ قُ أوَ دْس وَا ًر ۚ ... ﴿ ع : ﴾۵
“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada
memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal....” (QS. AlJumu’ah: 5)
Perumpamaan Yahudi seperti keledai merupakan celaan bagi mereka atas sikap mereka
terhadap kitab suci yang telah Allah جل جلالهturunkan. Mereka hanya sebatas membawa kitabnya,
namun tidak mengambil pelajaran tidak pula mengamalkannya, sebagaimana keledai yang
tidak memiliki pemahaman.

3. Meraih Hidayah
Allah جل جلالهmenyebutkan bahwa Al-Qur'an adalah hidayah bagi mereka yang bertakwa:
اٰل لِ وَ دْ لِ اٰ قُ وَ وَر دْي وَ ۛ لِ دْي لِ ۛ قُه ًى لِذِّ دْ قُ َّ لِ دْي وَ ۙ ﴿ را : ﴾۲
“Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,”
(QS. Al-Baqarah: 2)
Pada ayat lain Allah جل جلالهberfirman “ ,” قُه ًى لِذِّ نَّا لِاartinya adalah Al-Qur'an sejatinya adalah
hidayah (petunjuk) bagi umat manusia pada umumnya. Adapun hidayah bagi orang
bertakwa maksudnya adalah mereka inilah sebaik-baik manusia yang mendapatkan manfaat
yang besar dari ayat-ayat Al-Qur'an.Bidang Pendidikan Yayasan Sabilul Qur’an
Jum’at, 8 Safar 1442 H/25 September 2020
F a d h i l a h M e n t a d a b b u r i A l - Q u r ’ a n Hal. 3

4. Mendapatkan Cahaya Kehidupan
Allah جل جلالهberfirman:
وَ وَ وَ دْ وَا وَ وَ دْي ًا وَاوَ دْيوَ دْياٰن قُ وَ وَعوَ دْنوَا وَ هٗ نقُ دْ ًر يَّ دْ لِ دْ لِ هٖ لِى نَّا لِا وَ وَ دْ َّ وَ قُ هٗ لِى مُّ قُ اٰ لِ وَ دْي وَا لِ وَا لِر رٍ لِذِّ دْن وَا ۗ ﴿ لأنعا : ﴾۱۲۲
“Dan apakah orang yang sudah mati (hatinya) lalu Kami hidupkan dan Kami beri dia cahaya
yang terang yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah orang banyak,
serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sama sekali tidak
dapat keluar darinya?...” (QS. Al-An'am: 122)
Ibnu Qayyim  berkata: “Allah  mengumpulkan untuknya cahaya dan kehidupan
sebagaimana mengumpulkan untuk orang yang berpaling dari kitabNya kematian dan
kegelapan.”

5. Menjadi yang Terbaik
Rasulullah صلى الله عليه وسلمbersabda yang artinya: “Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan
mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari, No. 5027)
Adapun yang dimaksud dengan “sebaik-baik kamu” artinya amal yang paling baik dalam
belajar dan mengajar, sebagaimana yang dikatakan oleh Ath-Thib, dalam Tuhfah Al-Ahwadzi
(syarah Sunan tirmidzi, 8/223. Cet. Darunnafais). Juga, tentu saja yang dimaksud dalam
hadits tersebut adalah mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an, bukan sekedar
mempelajarinya saja, karena hakikat ilmu adalah apa yang diamalkan.Bidang Pendidikan Yayasan Sabilul Qur’an
Jum’at, 8 Safar 1442 H/25 September 2020
F a d h i l a h M e n t a d a b b u r i A l - Q u r ’ a n Hal. 4

6. Tidak Akan Sesat dan Kafir
Allah  berfirman:
وَ وَ دْي وَ وَ دْ قُ قُر دْ وَ وَ وَ دْن قُ دْ قُ دْاٰى وَ وَ دْي قُ دْ اٰ اٰي قُ للّٰهِالِ وَ لِ دْي قُ دْ وَر قُس دْ قُ هٗ ۗ وَ وَ دْ يَّ دْع وَ لِل دْ لِا للّٰهِالِ وَ وَ دْ قُه لِ وَ لِاٰى لِل وَر رٍا مُّ دْس وَ لِ دْي رٍ
﴾۱۰۱ : ﴿آ ر
“Dan bagaimana kamu (sampai) menjadi kafir, sementara ayat-ayat Allah senntiasa
dibacakan kepada kamu, dan Rasul-Nya (Muhammad) pun berada di tengah-tengah kamu?
Barangsiapa berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sungguh, dia diberi petunjuk
kepada jalan yang lurus.” (QS. Ali 'Imran: 101)

Selama seseorang mengamalkan apa yang ada di dalam Al-Qur’an, maka kekafiran akan jauh
darinya.
Rasulullah صلى الله عليه وسلمbersabda:
وَ وَر دْ قُ لِ دْي قُ دْ
لِ
أوَ دْ وَر دْي وَ دْ وَ لِض مُّ دْ وَا وَ وَ َّس دْ قُ دْ لِ لِ وَا : لِ وَا وَ لِ وَ قُسنَّ وَ وَر قُس دْ لِ لِ
Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang
kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya. (Hadits Shahih Lighairihi,
H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim
al-Hilali di dalam At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis Sunnah, hlm. 12-13)

Yayasan Sabilul Qur'an
Kembali ke Berita...
bottom of page